Antara waktu saat kopi ditanam, dipetik dan sampai pembelian, biji kopi telah melewati serangkaian proses khusus untuk menjadi sebuah biji kopi terbaik. Seperti apa prosesnya? Silahkan baca artikel ini sambil menikmati secangkir kopimu.
1. Planting / Penanaman Buah Kopi
Sebuah biji kopi awalnya adalah benih. Setelah dikeringkan, dipanggang dan digiling menjadi bubuk, proses-proses inilah yang digunakan untuk menyeduh kopi. Jika benih tidak diproses maka dapat ditanam kembali untuk tumbuh menjadi pohon kopi.
Biji kopi umumnya ditanam di lahan besar pembibitan atau perkebunan. Benih-benih akan sering disirami dan ditempat teduhkan dari sinar matahari sampai benih tersebut cukup sehat untuk ditanam secara permanen. Penanaman biasanya dilakukan selama musim hujan, sehingga tanah tetap lembab dan akarnya menjadi kuat.
2. Harvesting / Pemanenan Buah Kopi (Ceri)
Tergantung dari varietasnya, pemanenan akan memakan waktu sekitar 3 sampai 4 tahun untuk pohon kopi yang baru ditanam hingga berbuah. Buahnya disebut ceri kopi yang berubah menjadi warna merah tua dan cerah, artinya kopi sudah matang dan siap dipanen.
Biasanya satu kali panen besar setiap tahunnya. Negara-negara seperti Kolombia dimana ada dua yang berbunga setiap tahunnya, ada tanaman utama dan sekunder.
Di sebagian besar negara, pemanenan dipetik dalam sebuah proses yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan cukup rumit. Meskipun di tempat-tempat seperti Brazil dimana bentang alamnya relatif datar dan lahan kopi yang sangat besar, proses telah dilakukan menggunakan mesin. Entah dengan tangan atau dengan mesin, semua kopi dipanen dengan salah satu dari dua cara berikut:
- Pemetikan Jalur: Semua ceri yang menanggalkan cabang pada satu waktu, baik dengan mesin atau dengan menggunakan tangan.
- Pemetikan Selektif: Hanya ceri matang yang dipanen dan ceri dipetik secara individual menggunakan tangan. Pemetik mengelilingi di antara pohon-pohon selama 8 sampai 10 hari. Pemetik hanya memilih ceri yang sudah benar-benar matang. Jenis panen ini membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya yang lebih mahal. Digunakan terutama untuk memanen biji kopi terbaik Arabika.
Seorang pemetik yang baik rata-rata memetik sekitar 100 sampai 200 pon buah kopi sehari dan nantinya akan menghasilkan 20 sampai 40 pon biji kopi. Setiap pekerja mengangkut dan menimbang dengan hati-hati. Dan masing-masing pekerja dibayar atas jasa pekerjaannya. Panen hari itu kemudian diangkut ke pabrik pengolahan biji kopi.
3. Processing / Pengolahan Ceri Kopi
Setelah kopi sudah dipetik, pengolahan harus dimulai secepat mungkin untuk mencegah pembusukan pada buah. Tergantung pada lokasi dan sumber daya lokalnya, kopi diproses dengan salah satu dari dua cara:
- Dry Method atau Metode Kering adalah metode kuno pada pengolahan kopi dan masih banyak digunakan di negara-negara lain yang dimana sumber daya airnya terbatas. Ceri yang baru dipetik disebar pada permukaan yang luas hingga kering di bawah sinar matahari. Kegunaanya adalah untuk mencegah ceri dari membusuk, para pengolah meraup dan mem-bolak-balikkan sepanjang hari kemudian ditutup / dilapisi plastik yang besar pada malam hari atau pada saat hujan untuk mencegah ceri kopi semakin basah. Tergantung pada cuaca, proses ini mungkin berlanjut selama beberapa minggu kedepan untuk setiap sekumpulan kopinya sampai kadar air dari ceri kopi turun menjadi 11%.
- Wet Method atau Metode Basah menghilangkan pulp dari ceri kopi setelah panen sehingga biji kopi dikeringkan hingga hanya kulit parchment (kulit kertas) yang tersisa. Pertama, ceri yang baru dipanen dimasukan melalui mesin pengupas pulp (pulper machine) untuk memisahkan kulit dan pulp dari biji.
Kemudian biji dipisahkan berdasarkan berat ketika mereka melewati saluran air yang ada pada mesin pengupas pulp. Biji kopi yang ringan mengapung ke atas, sedangkan biji yang sudah matang lebih berat tenggelam. Biji-biji tersebut melewati serangkaian putaran di dalam drum yang memisahkan pulp.
Setelah pemisahan, biji diangkut ke wadah besar yaitu tangki fermentasi berisi air. Tergantung pada kombinasi beberapa faktor biji seperti kondisi, iklim dan ketinggian tempat dari biji kopi itu ditanam. Biji-biji tersebut akan tetap berada di tangki dari 12 sampai 48 jam yang fungsinya untuk menghilangkan lapisan licin lendir (disebut parenchyma) yang masih melekat di kulit parchment. Saat biji berada di tangki, secara alami enzim akan menyebabkan lapisan ini terkelupas. Ketika fermentasi sudah selesai, biji akan terasa kasar saat disentuh. Kemudian biji dibilas dengan dimasukkan melalui saluran air tambahan, dan siap untuk proses pengeringan.
4. Drying / Pengeringan Biji
Jika biji telah diproses dengan metode basah, pulp dan hasil fermentasi biji harus dikeringkan sekitar 11% kelembaban dengan benar untuk mempersiapkan biji-biji tersebut bisa dilanjut ke proses penyimpanan.
Biji dalam proses ini masih didalam kulit parchment (endocarp). Bisa dengan dikeringkan dengan sinar matahari, dengan cara menyebarkan biji-biji dimeja pengeringan atau di lantai yang sudah diberi alas, dimana biji-biji akan berubah secara alami. Pengeringan biji kopi dikenal sebagai parchment coffee. Kemudian digudangkan dengan menggunakan karung goni sampai biji-biji tersebut dipersiapkan untuk diekspor.
5. Milling / Penggilingan Biji
Sebelum diekspor, pengeringan biji diproses dengan cara sebagai berikut:
- Hulling Machines (mesin penggiling) menghilangkan lapisan parchment (endocarp) dari biji yang telah diolah menggunakan Methode Wet. Penggilingan kopi yang menggunakan Methode Dry lebih berfokus kepada menghapus seluruh kulit ari yang mengering dari exocarp, mesocarp dan endocarp dari ceri yang sudah kering.
- Polishing (pemolesan) adalah proses opsional dimana setiap kulit perak yang tersisa pada biji setelah penggilingan dihilangkan oleh mesin. Sementara biji yang dipoles dianggap lebih unggul dari biji yang tidak dipoles. Pada kenyataannya, hanya sedikit perbedaan diantara keduanya.
- Grading and Sorting (gradasi dan pemilahan) dilakukan dengan cara mengukur ukuran dan berat biji. Dan biji juga ditinjau dari warna yang cacat atau ketidaksempurnaan lainnya.
Biji terukur dengan dilewatkan melalui serangkaian layar juga diurutkan secara pneumatik dengan menggunakan pancaran udara untuk memisahkan biji yang berat ke ringan. Biasanya ukuran biji diwakili pada skala 10 sampai 20 biji. Jumlah tersebut merupakan ukuran diameter lubang bundar dari segi 1/64 untuk satu inci nya. Sebagian 10 biji akan menjadi ukuran perkiraan lubang di diameter 10/64 inci, dan sejumlah 15 bean adalah 15/64 inci.
Akhirnya, biji cacat dibuang baik menggunakan tangan atau dengan mesin. Biji yang kurang memuaskan karena kekurangannya dibuang seperti ukuran tidak sesuai, warna yang buruk, hasil fermentasi berlebihan, rusak karena serangga, biji belum dikupas. Di banyak negara, proses ini dilakukan baik oleh mesin maupun manual menggunakan tangan untuk memastikan bahwa hanya biji kopi berkualitas terbaik yang diekspor.
6. Exporting / Mengekspor Biji Kopi
Biji kopi yang sudah melewati proses Milling disebut green coffee / green bean (kopi hijau). Dimuat ke kapal menggunakan karung goni yang dimasukkan dalam kemasan khusus atau jika dalam jumlah besar (kulakan), dikapalkan menggunakan wadah plastik berlapis.
Produksi kopi dunia di tahun 2015/2016 diperkirakan menjadi 152,7 juta 60-kg kantong, per-data dari USDA Layanan Pertanian Luar Negeri.
7. Roasting / Pemanggangan Biji Kopi
Roasting atau pemanggangan adalah sebuah proses dimana merubah green bean (biji kopi hijau) menjadi biji cokelat beraroma seperti yang kita beli di coffee shop favorit atau cafe. Kebanyakan mesin roasting menjaga temperatur sekitar 550 derajat Fahrenheit. Biji yang terus bergerak disepanjang seluruh proses yang berfungsi agar biji kopi terjaga dari pembakaran (gosong).
Ketika mereka mencapai suhu internal sekitar 400 derajat Fahrenheit, biji mulai berubah menjadi berwarna cokelat yang disebut caffeol. Minyak yang harum terknadung di dalam biji kopi mulai muncul. Proses ini disebut pyrolysis (pirolisis) sebagai "jantung" dari pemanggangan yang menghasilkan rasa dan aroma kopi yang kita minum.
Setelah di roasting, biji kopi segera didinginkan baik melalui udara atau uap air. Pemanggangan umumnya dilakukan di negara-negara pengimpor karena biji yang baru di roasting harus segera sampai kepada konsumen secepat mungkin.
8. Tasting / Mencicipi Kopi
Kopi berulang kali diuji untuk kualitas dan rasanya. Proses ini disebut sebagai coffee cupping dan biasanya berlangsung di ruang yang dirancang khusus untuk mempermudah proses.
- Pertama, pencicip kopi biasanya yang disebut dengan cupper, tugasnya adalah untuk mengevaluasi kualitas tampilan biji kopi secara keseluruhan. Biji tersebut kemudian dipanggang (roasting) di alat pemanggangan (roaster) yang biasanya pada sebuah laboratorium kecil. Kemudian langsung digiling (grinding) dan diracik ke dalam air mendidih dengan suhu khusus. Cupper mengendus aroma dan merasakan kopi yang telah diracik, ini merupakan langkah penting dalam menilai kualitas kopi.
- Setelah kopi selesai diracik, kopi didiamkan terlebih dahulu selama beberapa menit. Didiamkan hingga ampas bubuk naik ke permukaan (atas cangkir) dan kemudian menyingkirkan ampas tersebut menggunakan sendok. Sekali lagi, kopi ini diendus aromanya sebelum cupping dimulai.
- Saat mencicipi kopi, Cupper menyeruput sesendok kopi dengan seruputan yang cepat. Tujuannya adalah untuk "menyemprot" cairan kopi secara merata di seluruh permukaan dalam mulut si cupper, dan kemudian menilai rasa kopi dilidah sebelum "meludahkannya".
Sampel dari berbagai macam variasi dan biji yang berbeda dirasakan setiap hari. Kopi tidak hanya dianalisa untuk ditentukan karakteristik dan kekurangannya, tetapi juga bertujuan untuk pencampuran biji yang berbeda atau menciptakan roasting yang tepat. Sebuah cupper yang sudah ahli dapat merasakan ratusan sampel kopi per harinya dan masih bisa merasakan perbedaan halus diantara biji-biji yang mereka cicip.
9. Grinding / Menggiling Biji Kopi
Tujuan dari menggiling tepatnya adalah untuk mendapatkan rasa yang terdapat di dalam secangkir kopi. Gilingan bubuk kopi yang kasar atau halus tergantung pada metode penyeduhan (brewing).
Pada umumnya, lamanya waktu dari kopi yang sudah menjadi bubuk berhubungan dengan air yang akan menentukan kelas ideal dalam penggilingan, lebih halus tingkat penggilingan, semakin cepat kopi harus disiapkan. Itulah sebabnya bubuk kopi untuk mesin espresso jauh lebih halus daripada kopi yang diseduh menggunakan metode drip (tetes). Kami sarankan sebaiknya untuk mempelajari waktu biji dan mencium aromanya.
"Mesin espresso menggunakan 132 pon per inci persegi tekanan untuk mengekstrak kopi."
10. Brewing / Penyeduhan Kopi
Untuk menguasai cara menyeduh kopi, baca panduan kami untuk tips dan metode tentang bagaimana cara membuat secangkir kopi yang nikmat. Selamat menikmati kopimu !
Semoga artikel ini bermanfaat
Sumber: http://enthusiastcoffee.com/10-prose...ecangkir-kopi/
1. Planting / Penanaman Buah Kopi
Sebuah biji kopi awalnya adalah benih. Setelah dikeringkan, dipanggang dan digiling menjadi bubuk, proses-proses inilah yang digunakan untuk menyeduh kopi. Jika benih tidak diproses maka dapat ditanam kembali untuk tumbuh menjadi pohon kopi.
Biji kopi umumnya ditanam di lahan besar pembibitan atau perkebunan. Benih-benih akan sering disirami dan ditempat teduhkan dari sinar matahari sampai benih tersebut cukup sehat untuk ditanam secara permanen. Penanaman biasanya dilakukan selama musim hujan, sehingga tanah tetap lembab dan akarnya menjadi kuat.
2. Harvesting / Pemanenan Buah Kopi (Ceri)
Tergantung dari varietasnya, pemanenan akan memakan waktu sekitar 3 sampai 4 tahun untuk pohon kopi yang baru ditanam hingga berbuah. Buahnya disebut ceri kopi yang berubah menjadi warna merah tua dan cerah, artinya kopi sudah matang dan siap dipanen.
Biasanya satu kali panen besar setiap tahunnya. Negara-negara seperti Kolombia dimana ada dua yang berbunga setiap tahunnya, ada tanaman utama dan sekunder.
Di sebagian besar negara, pemanenan dipetik dalam sebuah proses yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan cukup rumit. Meskipun di tempat-tempat seperti Brazil dimana bentang alamnya relatif datar dan lahan kopi yang sangat besar, proses telah dilakukan menggunakan mesin. Entah dengan tangan atau dengan mesin, semua kopi dipanen dengan salah satu dari dua cara berikut:
- Pemetikan Jalur: Semua ceri yang menanggalkan cabang pada satu waktu, baik dengan mesin atau dengan menggunakan tangan.
- Pemetikan Selektif: Hanya ceri matang yang dipanen dan ceri dipetik secara individual menggunakan tangan. Pemetik mengelilingi di antara pohon-pohon selama 8 sampai 10 hari. Pemetik hanya memilih ceri yang sudah benar-benar matang. Jenis panen ini membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya yang lebih mahal. Digunakan terutama untuk memanen biji kopi terbaik Arabika.
Seorang pemetik yang baik rata-rata memetik sekitar 100 sampai 200 pon buah kopi sehari dan nantinya akan menghasilkan 20 sampai 40 pon biji kopi. Setiap pekerja mengangkut dan menimbang dengan hati-hati. Dan masing-masing pekerja dibayar atas jasa pekerjaannya. Panen hari itu kemudian diangkut ke pabrik pengolahan biji kopi.
3. Processing / Pengolahan Ceri Kopi
Setelah kopi sudah dipetik, pengolahan harus dimulai secepat mungkin untuk mencegah pembusukan pada buah. Tergantung pada lokasi dan sumber daya lokalnya, kopi diproses dengan salah satu dari dua cara:
- Dry Method atau Metode Kering adalah metode kuno pada pengolahan kopi dan masih banyak digunakan di negara-negara lain yang dimana sumber daya airnya terbatas. Ceri yang baru dipetik disebar pada permukaan yang luas hingga kering di bawah sinar matahari. Kegunaanya adalah untuk mencegah ceri dari membusuk, para pengolah meraup dan mem-bolak-balikkan sepanjang hari kemudian ditutup / dilapisi plastik yang besar pada malam hari atau pada saat hujan untuk mencegah ceri kopi semakin basah. Tergantung pada cuaca, proses ini mungkin berlanjut selama beberapa minggu kedepan untuk setiap sekumpulan kopinya sampai kadar air dari ceri kopi turun menjadi 11%.
- Wet Method atau Metode Basah menghilangkan pulp dari ceri kopi setelah panen sehingga biji kopi dikeringkan hingga hanya kulit parchment (kulit kertas) yang tersisa. Pertama, ceri yang baru dipanen dimasukan melalui mesin pengupas pulp (pulper machine) untuk memisahkan kulit dan pulp dari biji.
Kemudian biji dipisahkan berdasarkan berat ketika mereka melewati saluran air yang ada pada mesin pengupas pulp. Biji kopi yang ringan mengapung ke atas, sedangkan biji yang sudah matang lebih berat tenggelam. Biji-biji tersebut melewati serangkaian putaran di dalam drum yang memisahkan pulp.
Setelah pemisahan, biji diangkut ke wadah besar yaitu tangki fermentasi berisi air. Tergantung pada kombinasi beberapa faktor biji seperti kondisi, iklim dan ketinggian tempat dari biji kopi itu ditanam. Biji-biji tersebut akan tetap berada di tangki dari 12 sampai 48 jam yang fungsinya untuk menghilangkan lapisan licin lendir (disebut parenchyma) yang masih melekat di kulit parchment. Saat biji berada di tangki, secara alami enzim akan menyebabkan lapisan ini terkelupas. Ketika fermentasi sudah selesai, biji akan terasa kasar saat disentuh. Kemudian biji dibilas dengan dimasukkan melalui saluran air tambahan, dan siap untuk proses pengeringan.
4. Drying / Pengeringan Biji
Jika biji telah diproses dengan metode basah, pulp dan hasil fermentasi biji harus dikeringkan sekitar 11% kelembaban dengan benar untuk mempersiapkan biji-biji tersebut bisa dilanjut ke proses penyimpanan.
Biji dalam proses ini masih didalam kulit parchment (endocarp). Bisa dengan dikeringkan dengan sinar matahari, dengan cara menyebarkan biji-biji dimeja pengeringan atau di lantai yang sudah diberi alas, dimana biji-biji akan berubah secara alami. Pengeringan biji kopi dikenal sebagai parchment coffee. Kemudian digudangkan dengan menggunakan karung goni sampai biji-biji tersebut dipersiapkan untuk diekspor.
5. Milling / Penggilingan Biji
Sebelum diekspor, pengeringan biji diproses dengan cara sebagai berikut:
- Hulling Machines (mesin penggiling) menghilangkan lapisan parchment (endocarp) dari biji yang telah diolah menggunakan Methode Wet. Penggilingan kopi yang menggunakan Methode Dry lebih berfokus kepada menghapus seluruh kulit ari yang mengering dari exocarp, mesocarp dan endocarp dari ceri yang sudah kering.
- Polishing (pemolesan) adalah proses opsional dimana setiap kulit perak yang tersisa pada biji setelah penggilingan dihilangkan oleh mesin. Sementara biji yang dipoles dianggap lebih unggul dari biji yang tidak dipoles. Pada kenyataannya, hanya sedikit perbedaan diantara keduanya.
- Grading and Sorting (gradasi dan pemilahan) dilakukan dengan cara mengukur ukuran dan berat biji. Dan biji juga ditinjau dari warna yang cacat atau ketidaksempurnaan lainnya.
Biji terukur dengan dilewatkan melalui serangkaian layar juga diurutkan secara pneumatik dengan menggunakan pancaran udara untuk memisahkan biji yang berat ke ringan. Biasanya ukuran biji diwakili pada skala 10 sampai 20 biji. Jumlah tersebut merupakan ukuran diameter lubang bundar dari segi 1/64 untuk satu inci nya. Sebagian 10 biji akan menjadi ukuran perkiraan lubang di diameter 10/64 inci, dan sejumlah 15 bean adalah 15/64 inci.
Akhirnya, biji cacat dibuang baik menggunakan tangan atau dengan mesin. Biji yang kurang memuaskan karena kekurangannya dibuang seperti ukuran tidak sesuai, warna yang buruk, hasil fermentasi berlebihan, rusak karena serangga, biji belum dikupas. Di banyak negara, proses ini dilakukan baik oleh mesin maupun manual menggunakan tangan untuk memastikan bahwa hanya biji kopi berkualitas terbaik yang diekspor.
6. Exporting / Mengekspor Biji Kopi
Biji kopi yang sudah melewati proses Milling disebut green coffee / green bean (kopi hijau). Dimuat ke kapal menggunakan karung goni yang dimasukkan dalam kemasan khusus atau jika dalam jumlah besar (kulakan), dikapalkan menggunakan wadah plastik berlapis.
Produksi kopi dunia di tahun 2015/2016 diperkirakan menjadi 152,7 juta 60-kg kantong, per-data dari USDA Layanan Pertanian Luar Negeri.
7. Roasting / Pemanggangan Biji Kopi
Roasting atau pemanggangan adalah sebuah proses dimana merubah green bean (biji kopi hijau) menjadi biji cokelat beraroma seperti yang kita beli di coffee shop favorit atau cafe. Kebanyakan mesin roasting menjaga temperatur sekitar 550 derajat Fahrenheit. Biji yang terus bergerak disepanjang seluruh proses yang berfungsi agar biji kopi terjaga dari pembakaran (gosong).
Ketika mereka mencapai suhu internal sekitar 400 derajat Fahrenheit, biji mulai berubah menjadi berwarna cokelat yang disebut caffeol. Minyak yang harum terknadung di dalam biji kopi mulai muncul. Proses ini disebut pyrolysis (pirolisis) sebagai "jantung" dari pemanggangan yang menghasilkan rasa dan aroma kopi yang kita minum.
Setelah di roasting, biji kopi segera didinginkan baik melalui udara atau uap air. Pemanggangan umumnya dilakukan di negara-negara pengimpor karena biji yang baru di roasting harus segera sampai kepada konsumen secepat mungkin.
8. Tasting / Mencicipi Kopi
Kopi berulang kali diuji untuk kualitas dan rasanya. Proses ini disebut sebagai coffee cupping dan biasanya berlangsung di ruang yang dirancang khusus untuk mempermudah proses.
- Pertama, pencicip kopi biasanya yang disebut dengan cupper, tugasnya adalah untuk mengevaluasi kualitas tampilan biji kopi secara keseluruhan. Biji tersebut kemudian dipanggang (roasting) di alat pemanggangan (roaster) yang biasanya pada sebuah laboratorium kecil. Kemudian langsung digiling (grinding) dan diracik ke dalam air mendidih dengan suhu khusus. Cupper mengendus aroma dan merasakan kopi yang telah diracik, ini merupakan langkah penting dalam menilai kualitas kopi.
- Setelah kopi selesai diracik, kopi didiamkan terlebih dahulu selama beberapa menit. Didiamkan hingga ampas bubuk naik ke permukaan (atas cangkir) dan kemudian menyingkirkan ampas tersebut menggunakan sendok. Sekali lagi, kopi ini diendus aromanya sebelum cupping dimulai.
- Saat mencicipi kopi, Cupper menyeruput sesendok kopi dengan seruputan yang cepat. Tujuannya adalah untuk "menyemprot" cairan kopi secara merata di seluruh permukaan dalam mulut si cupper, dan kemudian menilai rasa kopi dilidah sebelum "meludahkannya".
Sampel dari berbagai macam variasi dan biji yang berbeda dirasakan setiap hari. Kopi tidak hanya dianalisa untuk ditentukan karakteristik dan kekurangannya, tetapi juga bertujuan untuk pencampuran biji yang berbeda atau menciptakan roasting yang tepat. Sebuah cupper yang sudah ahli dapat merasakan ratusan sampel kopi per harinya dan masih bisa merasakan perbedaan halus diantara biji-biji yang mereka cicip.
9. Grinding / Menggiling Biji Kopi
Tujuan dari menggiling tepatnya adalah untuk mendapatkan rasa yang terdapat di dalam secangkir kopi. Gilingan bubuk kopi yang kasar atau halus tergantung pada metode penyeduhan (brewing).
Pada umumnya, lamanya waktu dari kopi yang sudah menjadi bubuk berhubungan dengan air yang akan menentukan kelas ideal dalam penggilingan, lebih halus tingkat penggilingan, semakin cepat kopi harus disiapkan. Itulah sebabnya bubuk kopi untuk mesin espresso jauh lebih halus daripada kopi yang diseduh menggunakan metode drip (tetes). Kami sarankan sebaiknya untuk mempelajari waktu biji dan mencium aromanya.
"Mesin espresso menggunakan 132 pon per inci persegi tekanan untuk mengekstrak kopi."
10. Brewing / Penyeduhan Kopi
Untuk menguasai cara menyeduh kopi, baca panduan kami untuk tips dan metode tentang bagaimana cara membuat secangkir kopi yang nikmat. Selamat menikmati kopimu !
Semoga artikel ini bermanfaat
Sumber: http://enthusiastcoffee.com/10-prose...ecangkir-kopi/
Comments
Post a Comment